Desa Topejawa Membangun Benteng Kesiapsiagaan, Mengubah Ancaman Jadi Kekuatan Komunitas!

News13 Dilihat

TAKALAR/KABAR21– Di tengah bayang-bayang ancaman bencana alam yang tak terhindarkan, Desa Topejawa di Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, memilih untuk tidak pasrah. Mereka justru bangkit, membangun benteng kesiapsiagaan yang kokoh, bukan dari beton, melainkan dari semangat dan pengetahuan warganya.

Pada Kamis, 25 September 2025, Gedung Serbaguna Kantor Desa Topejawa menjadi saksi bisu sebuah gerakan transformatif. Pemerintah Desa Topejawa menggelar Sosialisasi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana, sebuah inisiatif krusial untuk membekali masyarakat menghadapi potensi bahaya seperti banjir, angin kencang, kebakaran, hingga gelombang pasang yang kerap menghantam pesisir Takalar.

Kepala Desa Topejawa, Arman S.IP Daeng Siantang, dengan tegas menyatakan, “Bencana memang tidak bisa sepenuhnya dihindari. Namun, dampaknya dapat ditekan seminimal mungkin jika masyarakat memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dasar.” Ia menekankan bahwa mitigasi bencana adalah “tanggung jawab kolektif,” menyerukan setiap warga untuk memahami langkah-langkah penyelamatan diri dan orang lain sebelum, saat, dan setelah bencana.

Kegiatan ini bukan sekadar ceramah. Para ahli dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Satpol PP Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Takalar hadir membawa bekal ilmu praktis:

Lebih dari itu, sesi diskusi interaktif membuka ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan merumuskan strategi kesiapsiagaan yang benar-benar berakar pada kebutuhan dan kekuatan komunitas.

Kehadiran Ketua BPD Topejawa, pendamping lokal desa, para kepala dusun, tokoh masyarakat, hingga relawan desa menunjukkan betapa meratanya kesadaran ini. Mereka adalah pilar-pilar penting yang siap menjadi garda terdepan, memastikan bahwa Desa Topejawa tidak hanya bertahan, tetapi juga pulih lebih cepat dari setiap tantangan.

Pemerintah Desa Topejawa berharap, semangat ini akan terus menyala. Kegiatan serupa akan menjadi agenda berkelanjutan, memastikan masyarakat semakin sigap, terlatih, dan mampu meminimalisir kerugian—baik materi maupun korban jiwa—ketika bencana datang tanpa diduga. Topejawa kini bukan hanya sebuah desa, melainkan model inspiratif tentang bagaimana komunitas dapat bersatu, belajar, dan tumbuh lebih kuat di hadapan ketidakpastian alam.