Takalar Memanas: 47 Karyawan SPPG Yayasan Sinar Jaya Rezki Geruduk Kantor, Protes Pemotongan Gaji Misterius!

News4 Dilihat

TAKALAR/KABAR21– Suasana di Jalan Mappajalling Daeng Kawang, Kelurahan Sombala Bella, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, mendadak memanas pada Kamis (24/10/2025). Sebanyak 47 karyawan Program Pelayanan Pemulihan Gizi (SPPG) Yayasan Sinar Jaya Rezki melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor mereka, menuntut kejelasan terkait pemotongan gaji yang mereka anggap tidak masuk akal.

Aksi protes ini dipicu oleh kebijakan pemotongan gaji yang diterapkan oleh pihak manajemen tanpa pemberitahuan atau alasan yang jelas. Para karyawan merasa diperlakukan tidak adil, mengingat mereka telah bekerja keras untuk menjalankan program-program gizi yang menjadi fokus yayasan.

“Kami tidak habis pikir, kenapa gaji kami tiba-tiba dipotong. Padahal, kami sudah bekerja siang malam untuk memastikan program ini berjalan dengan baik,” ujar salah seorang karyawan dengan nada kesal.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa pemotongan gaji bervariasi, tergantung pada posisi karyawan. Koordinator yang sebelumnya menerima gaji Rp150 ribu, kini hanya menerima Rp120 ribu. Setelah melayangkan protes, gaji mereka dinaikkan menjadi Rp130 ribu. Sementara itu, gaji relawan dipangkas dari Rp120 ribu menjadi Rp110 ribu.

Tak hanya soal pemotongan gaji, sejumlah karyawan juga mengungkapkan adanya ancaman dari pihak manajemen. Salah seorang koordinator mengaku diancam akan digantikan jika terus mempermasalahkan hak-hak mereka.

Selain itu, para karyawan juga menuding Kepala SPPI kerap mengambil bahan baku dari dapur yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan program. Tudingan ini semakin memperburuk suasana dan memicu kemarahan para karyawan.

“Kami sudah bekerja keras, tapi hak kami justru dikurangi. Kami juga mendengar ada bahan baku yang diambil untuk kepentingan pribadi. Ini sangat mengecewakan,” ungkap seorang karyawan lainnya.

Para karyawan menuntut agar Kepala SPPI segera diganti. Mereka menilai bahwa yang bersangkutan tidak mampu mengelola program dengan baik dan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Hingga saat ini, pihak media belum berhasil mengonfirmasi Kepala SPPI, Ibu Peby Ryazat. Saat dihubungi, salah seorang staf mengatakan bahwa yang bersangkutan sedang mengikuti rapat.

Aksi protes ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengelolaan yayasan yang bergerak di bidang sosial. Masyarakat berharap agar masalah ini segera diselesaikan dengan baik dan hak-hak karyawan dapat dipenuhi.